Visi dan Misi

IATMI 2010 – 2012

VISI : menjadi organisasi profesi teknik perminyakan yang maju, terpandang, dan terpercaya, yang berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia

MISI : membangun kekompakan dan menguatkan jaringan keanggotaan IATMI untuk bersama-sama menyumbangkan ide, ketrampilan dan pengetahuannya dalam memperkokoh ketahanan energi migas Indonesia, melalui program peningkatan profesionalisme, diskusi/seminar nasional dan internasional, menjalin kerjasama dengan stakeholders, penguatan organisasi, dan kepedulian terhadap lingkungan.

TATA NILAI : profesional, kuat, dan peduli

Profesional

  • Memahami batas-batas kemampuan organisasi dan anggota
  • Menjunjung tinggi etika profesi
  • Memberikan sumbangan pemikiran dalam tinjauan bidang teknik
  • Mengedepankan, menggunakan dan mengembangkan kaidah-kaidah teknis
  • Mempunyai dan mengembangkan komitmen organisasi/anggota
  • Kuat

  • Mengembangkan komitmen yang kuat
  • Mengelola  intra/extra Organisasi dan  networking yang Kuat.
  • Menjunjung tinggi Integritas dan Intelektualitas.
  • Peduli

  • Mengembangkan kepedulian Lingkungan dalam kegiatan organisasi
  • Mengembangkan sikap yang berwawasan sosial kemasyarakatan dan Hak-Hak Asasi Manusia
  • Mengembangkan pemahaman Tentang Fosil Energy, Keterbatasannya dan dampak Lingkungannya
  • Mengembangkan  pemikiran penciptaan energy alternative.
  • Program Jangka Panjang:

  • Peningkatan profesionalisme dan kompetensi anggota
  • Membangun profesional Indonesia dalam global networking
  • Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama (alignment) antara kalangan kampus, praktisi, profesional dan pembuatan kebijakan untuk kepentingan Bangsa.
  • Menumbuhkan inovasi dalam rangka mendorong industri alternative energy
  • Menumbuh-kembangkan pemahaman masyarakat akan kebutuhan energi Indonesia, dan pengelolaan industri minyak dan gas bumi
  • Mitra strategis bagi pemerintah dan masyarakat dalam hal industri perminyakan dan gas bumi
  • Program Jangka Pendek:

  • Memperkokoh organisasi yang efektif dengan meningkatkan networking antar anggota, komisariat, dan pihak/institusi yang terkait (stakeholders)
  • Peningkatkan peran aktif IATMI dalam memberikan sumbangan pemikiran terhadap pemerintah dalam membuat kebijakan dalam mengembangkan alternative energy
  • Memberikan masukan ke Pemerintah dan DPR tentang rancangan Revisi Undang-Undang Migas
  • Mengadakan Joint Conference dengan organisasi profesi lainnya (SPE, IAGI, HAGI, IPA, IGA, PII, dll)
  • Mengadakan diskusi, seminar, workshop, luncheon talk dengan topik sekitar permasalahan migas
  • Bekerja sama dengan perguruan tinggi dan/atau institusi pendidikan lainnya, serta kalangan perusahaan untuk mengadakan “sharing knowledge and experiences” dari anggota IATMI dengan mahasiswa di kampus-kampus
  • Memfasilitasi dan mengembangkan website dan mengaktifkan kembali mailinglist IATMI sebagai sarana sharing knowledge dan pengembangan Networking Antar Anggota
  • Organisasi:

  • Ketua Umum
  • Para Ketua yang membawahi Bidang Kegiatan (Organisasi, Eksternal, Diskusi Teknik)
  • Ketua Organisasi membawahi Sub Bidang Hubungan Antar Komisariat, dan Sub Bidang Kewahasiswaan (Young Professional)
  • Ketua Eksternal membawahi Sub Bidang Media dan Komunikasi, Sub Bidang Hubungan Stakeholders
  • Ketua Bidang Diskusi Teknik membawahi Sub Bidang SimNas(1) dan (2), Sub Bidang Joint Conference, Sub Bidang Diskusi Adhoc (Luncheon Talks, Diskusi Ilmiah, dll)
  • Sekretaris
  • Bendahara
  • Executive Manager/Secretary yang di-dedikasikan khusus untuk mengerjakan administrasi organisasi sehari-hari
  • ____________________________________________________________
    salis4iatmi team

    Comments
    1. Zamzam Nurzaman says:

      Visi dan Misi sudah sangat baik dan ideal.

      Untuk dapat melaksanakannya ketua memerlukan support dari anggotanya, langkah kongkrit apa gerangan yang akan dilakukan dalam memotivasi mereka untuk ikut bersama menggoalkan visi dan misi ini?

      Just a humble question but maybe fundamental.

      Wassalam
      Zamzam

      • salis4iatmi says:

        Oom Zamzam yang baik…
        Semoga sedang dalam kabar baik, sehat walafiat.. salam dari saya dan salis4iatmi team, khususnya buat teman-teman di Oman (masih di sana, kah?) dan teman2 di Timteng pada umumnya…

        Terima kasih atas perhatian dan juga pertanyaan yang sangat mendasar.
        Memang anda benar, bahwa support dari seluruh anggota dalam mewujudkan Visi dan Misi yang saya “tawarkan” ini memang sangat diperlukan. Salah satu langkah yang akan ditempuh untuk mendapatkan support dari anggota dalam rangka meraih Visi & Misi tersebut adalah dengan lebih mengaktifkan media diskusi, baik melalui mailinglsit dan homepage IATMI, maupun melaui joint seminar antara IATMI Pusat dan Komisariat di tempat dimana komisariat tsb berada agar arus informasi dapat segera menyebar lebih luas lagi, tidak terkotak-kotak.. karena kunci dari membangun kekompakan dan menguatkan jaringan keanggotaan IATMI untuk bersama-sama menyumbangkan ide adalah dengan senantiasa menumbuhkan komunikasi dan kedekatan hubungan, serta silaturahim.. dan, teknologi untuk itu sudah ada di depan mata kita.. tinggal bagaimana mengelolanya..

        Program-program yang lain telah disebutkan dalam program jangka pendek yang telah dicantumkan.

        Demikian, semoga menjawab pertanyaan yang dimaksud.
        wasssalamu’alaikum wrwb,

    2. Oke, sip itu…misi tolong ditambahi : Menjembatani Keinginan Pemerintah dalam mengelola kembali Sumur-Sumur tua, sedemikian rupa sehingga mempunyai manfaat untuk para stake holder … beberapa penjelasan umum sudah kutulis di millist, trims

      • salis4iatmi says:

        Mas Herry (“Cacing”) Saptono,
        Terima kasih atas perhatian dan supportnya… Saya masih ingat ketika mas Cacing menyalonkan jadi Ketua HMTM Patra bersaing dengan (alm) Bang Ronald Siburian..dengan mengusung prinsip (kalo sekarang mungkin semacam tagline): “Mengalir Terkendali” …. 🙂 ..dan saya suka kata-kata itu, sehingga menginspirasi cara hidup saya.. Thanks, mas Cacing.

        Terima kasih juga atas saran Visi Misi nya yang (sebetulnya) sudah sangat detil, sehingga saya masukkan dalam “Strategi” nantinya, yakni bagaimana menjalankan Visi&Misi yg sudah dicanangkan tersebut….

        Pendapat saya terhadap email mas Cacing di milist bahwa kita harus melihat betul potensi sumur-sumur tua yang ada. Perhitungan tambahan produksi (katakan 1 bopd per sumur) untuk sumur tua sebanyak 13.000 sumur adalah kurang didukung kajian yg dalam. Pendapat seperti ini sering mengecohkan pengambil kebijakan. Kenapa?

        Sumur tua (menurut definisi Permen ESDM No. 1 /2008 adalah sumur2 yg dibor sebelum tahun 1970) sebanyak itu hanya ada di data pembukuan. Nyatanya di lapangan banyak yang sudah hilang (sudah menjadi komplek perumahan, kantor pemerintahan, tertimbun semak belukar, dll). Untuk itu, Pertamina EP sudah dan sedang menginventarisasi sumur2 tua ini untuk dapat dikerjakan kembali jika dari sisi TECOP (technical, economical, commercial, operational, dan…..political) memenuhi kriteria yang ada.

        Sebagian sudah dikerjakan bersama-sama dengan KUD dan BUMD.
        Jadi, saya setuju..bahwa pengembangan teknil dan peralatan yang tepat guna memang harus terus di dorong… Kalau perlu ada tambahan aturan (juklak) khusus terkait dengan sumur tua, misalnya yg berhubungan dengan syarat teknis, standar API/SNI, undang-undang lingkungan, dll.

        Begitu, mas…. Maaf kalau ada sale-sale kate…

        Salam,
        salis4iatmi team

        _________________________________________________

        Bagi yang ingin tahun tulisan mas Hery ini di milist sbb:

        Saya baca TEMA ini paling menarik :
        1. Tentang Rencana VISI dan MISI IATMI kedepan;
        2. PAPER SUMUR TUAnya Pak Heru Sayoga;

        Karena saya setelah insyaf, balik lagi ke Industri Migas – menekuni Lapangan Tua (brown field), mulai dari Jatim/Jateng sampai ke Sumsel.
        Tentang VISI dan MISI IATMI, kelihatannya mulai perlu dipikirkan pembuatan IATMI Standard (masak kita hanya mengadopsi API, ASTM satndard ? )Terutama untuk pemboran Minyak di lapangan TUA, yang sudah bertekanan rendah … apakah tidak ada casing dibawah KLAS J-55 (burst pressure 2750 psi?), BOP n Flange tepat guna ?, RIG tepat guna ? dan lain-lain yang TEPAT GUNA, sedemikian rupa sehingga pemboran bisa menjadi efektif dan effisien – yang ujung-ujungnya menghemat KEUANGAN NEGARA (cost recovery). Saya sudah berbicara dengan berbagai pihak – ujung-ujungnya ternyata … seluruh JUSTIFIKASI TEKNIS itu, tergantung apakah PIHAK ASURANSI mau menjaminnya !
        Saya pernah mendapati SUMUR TUA yang  masih bisa flowing sekitar 300 bopd, selama 2 minggu berturut-turut .. oke lah, tidak usah ngomong yang itu – konon masih ada sekitar 13.000 sumur tua yang terbengkelai; katakanlah satu sumur kita targetkan 1 bopd saja – jadi masih ada potensi 13.000 bopd !!! Berapa investasi dan RISK jika kita harapkan dari PENGEBORAN sumur baru untuk meraih angka BOPD itu !.
        IATMI, yang mempunyai SDM sangat luar biasa… seyogyanya ikut campur menangani sumur tua, MINIMAL membuat IATMI Standard untuk Pengelolaan Sumur2 Tua; sedemikian rupa sehingga ATURAN harga patokan ANGKAT/ANGKUT bisa berlaku. catatan : Harga patokan Rp. 1.200,- per liter apakah mungkin dilaksanakan jika pengelolaan sumur tua harus mengikuti KAidah2 Good Engineering Practise (yang ada sekarang) ???
        Kedepan, jumlah sumur-sumur yang di”TUA”kan akan terus bertambah seiring dengan menurunnya produksi dan berbagai kendalanya kan ?
        pro Mas Heru, SALUT atas rencana PAPER anda ! alat produksinya (yang kuceritakan dulu) untuk sumur tua ada di http://otobail.com (masih kurang sempurna tapi)
        salam, n tq

        ————-

    Leave a reply to salis4iatmi Cancel reply